Kamis, 22 September 2016

TARI TOPENG MALANGAN

Tari Topeng Malangan adalah pertunjukan kesenian tari dimana semua pemerannya menggunakan topeng. Kesenian ini merupakan salah satu kesenian tradisional dari Malang, Jawa Timur. Tari Topeng Malangan ini hampir sama dengan Wayang wong, namun yang membedakan adalah pemerannya menggunakan topeng dan cerita yang sering dibawakan merupakan cerita panji.
Tari Topeng Malangan ini dilakukan oleh beberapa orang dalam satu kelompok seni atau sanggar tari dengan menggunakan topeng dan kostum sesuai tokoh dalam cerita yang dibawakan. Cerita yang angkat dalam pertunjukan Tari Topeng Malangan biasanya adalah cerita panji dengan tokoh –tokoh seperti Raden Panji Inu Kertapati (Panji Asmarabangun), Galuh Candrakirana, Dewi Ragil Kuning, Raden Gunungsari dan lain – lain.
Dalam pertunjukan Tari Topeng Malangan ini biasanya dibagi menjadi beberapa sesi. Pertama dilakukan Gending giro yaitu iringan musik gamelan yang dilakukan oleh pengrawit untuk menandakan pertunjukan akan dimulai atau memanggil penonton untuk menyaksikan. Kedua dilakukan salam pembukaan, dalam salam pembuka ini biasanya dilakukan oleh salah satu anggota pertunjukan untuk menyapa penonton dan menceritakan sinopsis cerita yang akan dibawakan. Pada bagian ketiga dilakukan sesajen, yaitu ritual yang dilakukan agar pemain dan penonton diberi keselamatan dan pertunjukan berlangsung lancar. Dan yang terakhir adalah inti acara yaitu pertujukan Tari Topeng Malangan. 
Dalam cerita yang dibawakan tersebut biasanya terdapat beberapa babak, diantaranya adalah jejer jawa, jejer sabrang, perang gagal, gunungsari – patrajaya, perang brubuh dan bubaran. Selain itu seperti halnya cerita dalam pewayangan, tokoh dalam cerita Tari Topeng Malangan ini juga terbagi menjadi beberapa ragam, diantaranya seperti bolo tengen (kesatria jawa), bolo kiwo (raksasa/klono), dewa, penari putri, dan punakawan. Untuk memerankan tokoh - tokoh pada Tari Topeng Malangan ini dibutuhkan kemampuan dalam visualisasi tokoh yang diperankan, ekspresi gerak, dan fisik yang cocok dengan tokoh.
Dalam pertunjukan Tari Topeng Malangan juga ada seorang Dalang. Selain mengatur jalannya cerita, Dalang Dalang juga bertugas untuk memberikan sesaji dan membacakan doa pada saat sesajen. Untuk musik pengiring pertunjukan Tari Topeng Malangan ini, biasanya diiringi oleh iringan musik tradirisional seperti kendang, bonang, gong dan instrument gamelan lainnya. Selain itu, pertunjukan akan semakin meriahkan dengan adanya Panjak dan Sinden. Khusus untuk Panjak biasanya dilakukan oleh salah satu penabuh musik pengiring. Selain bertugas memainkan musik dan menyanyi, Panjak juga sering berkomunikasi dengan Dalang dan penonton untuk memeriahkan acara.


sumber : http://www.negerikuindonesia.com/2015/08/tari-topeng-malangan-kesenian.html


KUJANG


Kujang adalah senjata umum yang biasa digunakan oleh masyarakat Sunda di masa lalu. Namun kini keberadaan Kujan kian langka, tergusur oleh Bedok, parang untuk berkebun dengan bentuk yang lebih panjang dan praktis. Namun demikian, Kujang memiliki bentuk unik, layaknya Keris dan Rencong. Kujang kini lebih banyak digunakan sebagai hiasan atau koleksi bagi mereka yang tertarik dengan benda-benda antik.
 

BADIK DARI MAKASSAR

 Senjata pendek ini disebut dengan nama Badik oleh orang Bugis atau Makassar. Bentuknya mengingatkan kita pada pisau dan hampir mirip dengan senjata khas Aceh, Rencong. Badik memiliki sejarah panjang sejak dimulainya zaman kerajaan Sulawesi dan sudah lama digunakan sebagai alat membela diri dan juga pertarungan antar individu atau kelompok.


SUMBER :  http://anekatop10.com/10-senjata-tradisional-indonesia-beserta-keterangannya/


PISAU - SURIT SUMATRA UTARA

Senjata ini merupakan khas masyarakat Sumatra Utara di masa lalu. Konon senjata ini mulai dikenal pada tahun 1900an dan merupakan senjata andalan dari para perampok. Namun demikian, catatan lain mengatakan bahwa pada tahun 1980an, piso surit juga sempat digunakan dalam pertarungan antar geng atau kelompok tertentu.

sumber ;  http://anekatop10.com/10-senjata-tradisional-indonesia-beserta-keterangannya/

KERIS DARI JAWA

Senjata khas suku Jawa, terutama Jogjakarta dan Jawa Tengah, dan kerap disebut sebagai senjata yang mengandung unsur mistis dan nilai sakral. Bahkan bagi mereka yang amat fanatik, keris dianggap memiliki nyawa sendiri dan harus dirawat dengan baik, bahkan perlu dimandikan.
Keris memiliki panjang seperti pisau dan keunikannya terletak di gagangnya berbentuk seperti ular yang tengah meliuk. Keris juga merupakan simbol status kebangsawanan, dan digunakan di sebelah kiri pinggang sebagai tanda

sumber :  http://anekatop10.com/10-senjata-tradisional-indonesia-beserta-keterangannya/

RENCONG DARI ACEH

Senjata khas Aceh ini lebih mirip pisau karena cukup pendek. Rencong cukup populer di Indonesia karena bentuknya yang unik. Di masa lalu, Rencong merupakan pertanda status kebangsawanan, dan melambangkan kehormatan dan sisi maskulin sang pemegang rencong. Selama perang melawan penjajah, Rencong menjadi salah satu senjata paling penting bagi penduduk Aceh. Sementara bagi sebagian kecil komunitas di tempat asalnya, senjata ini dianggap sebagai benda sakral.

sumber :  http://anekatop10.com/10-senjata-tradisional-indonesia-beserta-keterangannya/

DEBUS BANTEN

Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa. Misalnya kebal senjata tajam, kebal air keras dan lain- lain.
Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570). Pada zaman Sultan Ageng Tirtayasa (16511692) Debus menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang rakyat banten melawan penjajah Belanda pada masa itu. Kesenian Debus saat ini merupakan kombinasi antara seni tari dan suara.[1]
Kesenian Debus yang sering dipertontonkan di antaranya:
  • Menusuk perut dengan tombak atau senjata tajam lainnya tanpa terluka.
  • Mengiris bagian anggota tubuh dengan pisau atau golok.
  • Memakan api.
  • Menusukkan jarum kawat ke lidah, kulit pipi atau anggota tubuh lainnya hingga tebus tanpa mengeluarkan darah.
  • Menyiram tubuh dengan air keras hingga pakaian yang dikenakan hancur lumat namun kulit tetap utuh.
  • Menggoreng telur di atas kepala.
  • Membakar tubuh dengan api.
  • Menaiki atau menduduki susunan golok tajam.
  • Bergulingan di atas serpihan kaca atau beling.[1]
Debus dalam bahasa Arab berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar. Bagi sebagian masyarakat awam kesenian Debus memang terbilang sangat ekstrim. Pada masa sekarang Debus sebagai seni beladiri yang banyak dipertontonkan untuk acara kebudayaan ataupun upacara adat.

sumber :  https://id.wikipedia.org/wiki/Debus